Uneg-Uneg Seorang Jomblo Sirik : Jomblo juga Manusia

Uang 50 ribu hilang; dispenser rusak; upil terlalu keras; sariawan bertebaran di mulut (emang ada gitu sariawan di pantat?); dan data penting terhapus;
betapa menyebalkan kalau semua itu terjadi di saat yang hampir bersamaan. Tapi iya, emang itu yang lagi gue alami.

*kok curhat?

Sayangnya semua itu belum cukup untuk membuat gue menderita.
Alkisah, ada seorang temen yang dulunya senasib dengan gue (dia pernah gue sebut namanya disini).

Waktu itu kita berdua sama-sama baru putus dengan pacar masing-masing setelah bertahun-tahun jadian. Kitapun galau sama-sama; ketawa sama-sama; ngupil sama-sama; nulis puisi patah hati sama-sama; ngopi sama-sama; pokoknya hampir semuanya kita lakukan berbarengan. *sumpah, bohong*
Kecuali mandi dan boker.

Sikapnya berangsur-angsur berubah setelah dia menguasai ilmu pelet tingkat tinggi terus dia jadian dengan seorang perawan cewek polos tak berdosa.
Sejak itulah dia mulai menistakan gue yang jomblo ini secara brutal dan intensif. Hinaan demi hinaan datang bertubi-tubi dari mulutnya kayak lubang pantat lagi diare.



*foto profil dan nama terpaksa gue sensor*




Gambar diatas itu screenshot dari wall Facebook gue.
Sebenarnya masih ada banyak lagi teror batin yang dikirimin ke wall, tapi hampir semuanya udah gue hapus :p


Gue udah mencoba secuek mungkin, tapi yang namanya air cucuran atap ya jatuhnya ke pelimbahan juga.

Maksudnya?
Maksudnya, sekuat apapun gue berdiri kalo di dorong terus-terusan pasti jatuh juga ._.


*FINE FINE!! peribahasanya emang ga nyambung!!

Diejek terus-terusan, gue pun KESAL! Gue sempat menyusun beberapa rencana untuk memusnahkan dia. Mulai dari rencana gores-gores mukanya pake garpu; dorongin dia dari jembatan; siramin jari tangannya dengan air raksa--biar dia ga bisa ngupil lagi; sampai sumpelin mulutnya pake kaos kaki bekas 3 bulan pake. *yang terakhir ga elit banget --"

tapi karena kemurnian hati gue, semua rencana gue gagal. Gue masih menunggu waktu yang tepat untuk mewujudkannya ._.

Siluman bunga bangke yang satu ini adalah peraih Nobel Perdurjanaan Dunia. Dia dan pacarnya juga pernah masuk nominasi "The Best Devil-Couple" di Biadap Award 2011.

Bayangin, saking niatnya ngejek gue, kalo dia lagi telponan sama pacarnya pasti di loudspeakerin. Pacarnya yang di seberang hp pun ikut-ikutan menjadi makhluk jahanam dan meledek kejombloan gue. Dikeroyok dengan cara seperti itu, sama sakitnya kayak ditampar dengan sendal jepit pas lagi sariawan.

Oke, mungkin kedengaran kayak gue ini dengki banget. Dan, keliatannya juga gue putus asa banget, desperate banget. Terserah deh.

Tapi sebenarnya temen gue inilah yang paling bertanggung jawab terhadap gue yang awalnya niat banget ngejomblo--malah berubah jadi lelaki kesepian putus asa yang ngebet banget naik haji. Eh, pacaran.

Diam-diam tiap malam, dengan berlinang airmata gue selalu berdoa sama Yang Maha Kuasa semoga gue diberi ketegaran menghadapi ujian ini, dan semoga semua yang pernah ngejek gue MENDERITA IMPOTEN SECARA PERMANEN :p

*doa orang teraniaya

***

Beberapa hari yang lalu, ada sesuatu yang mengejutkan di timeline facebook dan sempat buat gue senang stadium 4.

*ciee...langsung ganti foto profil

Temen gue jomblo lagi! Melihat itu, spontan gue mati bersimbah ketawa sambil nunjuk-nunjuk monitor laptop.

'Mampus lo! Karma lo!'

Itu artinya ga ada lagi yang bakal menindas gue!
Nestapa gue selama ini pun akhirnya punah tergantikan dengan rasa bahagia sejahtera sentosa tiada tara. Ini kebahagiaan yang sama dengan kebahagiaan mereka yang menang lotre.

"Ini akibat sering main ke kosan kalian..." katanya.
Anjrit, pake salah-salahin kosan orang... -____-"
Whatever. Yang penting dia ga punya alasan lagi untuk merendahkan gue :D

Sayangnya, kebahagiaan gue agak layu pas kemaren gue liat dia boncengan sama mantan-pacarnya.

CLBK kah?!

*jleb*

Walaupun katanya dia ga berencana untuk balikan, sepertinya drama mimpi buruk gue akan dimulai kembali. Ntah lah, liat aja ntar kedepannya gimana -_-"

***

Buat elo-elo kaum non-jomblo... Harusnya kalian tau jomblo juga manusia. Ga semua yang single berarti ga laku. Gue contohnya, GUE INI JOMBLO BERMARTABAT!

...Dan demi bulu jembut ketek yang bertaburan di lantai kamar gue, sumpah sakit banget ketika gue harus mendengar ledekan kalian.

Jadi, tolong hargai kami para jomblo; sayangi kami sebagaimana kalian menyayangi kami diwaktu kecil; cintailah kami; cebokin pantat kami; terima kami apa adanya. Kami ini jomblo, bukan koruptor, bukan maling kolor, bukan homo, bukan penderita AIDS;

Kalo kalian masih ga respek yaaa...ingat, karma berlaku. GUE DOAIN SUATU SAAT KALIAN AKAN JOMBLO SELAMANYA :p
*doa orang yang teraniaya part II

"Kami yang jomblo akan lebih tegar kalau kalian nggak pernah pamerin pacar di tempat umum!"
*Pacaran di kuburan aja gih ._.

Read More..

Bahkan ketika ku tutup mataku, kau masih di sana

ada sejumput ilalang

tumbuh subur di dalam kepalaku.

tempat sketsa wajahmu bersembunyi bersama segerombolan kenangan yang

tak bisa dibunuh oleh jarum jam paling tajam sekalipun.




bisakah kau bayangkan?

betapa menyebalkannya dihantui oleh masa lalu yang

leluasa bernafas diantara celah-celah kesendirianmu.

Lalu ia berlari-lari; menari-nari...

Seperti peri nakal yang kesasar dan tak mau pergi.



Sementara aku terdiam, ia menatapku dan seakan bulan di matanya berkata :

"aku akan tinggal disini untuk waktu yang lama"



Dik, skestsa wajahmu itu,

memanglah peri liar yang selalu hinggap pada ranting-ranting rapuh dalam mimpiku.

Menyiksa manja dengan kepakan sayap indahnya

Mencakar kulit-kulit musim semi di kamar ku.

(namun aku begitu tau, tangis gerimis rinduku bahkan tak akan sampai ke plafon rumahmu).



Ilalang itu pun kian meninggi

seiring dengan keputus-asaanku...





Zazuli's
Banda Aceh, July 19, 2011

Read More..

Oh Shit, It's OSPEK!! (Part II)

WARNING : BAGI YANG GA SUKA DAN GA KUAT, JANGAN COBA-COBA BACA POSTINGAN INI. KARENA (LAGI-LAGI) BAHASAN KALI INI MASIH TENTANG TAIK.

Postingan ini sambungan dari Part I. *bagusnya dibaca dulu deh*

Gue disuruh boker di sungai. Ga pernah sebelumnya gue ngelakuin ini. Sungai adalah jamban terluas yang pernah gue bokerin.

"Lo boker agak jauh ke sana ya, disana sepi." kata abang panitia/senior itu.
Gue ngangguk.

Sebenernya gue rada-rada segan juga. Bukan karena takut ada ular, buaya, atau banci piranha, bukan itu.

Tapi arus sungainya mengarah ke para senior-tak-berdosa yang lagi nyuci piring sekaligus mandi dengan wajah polos bin ceria.



Sayangnya gue ga punya banyak waktu untuk mempertimbangkan keperimanusiaan gue. Gue ga punya cukup waktu untuk kompromi sama hati nurani gue. Waktu itu gue bener-bener ga peduli sesaat lagi kepolosan di wajah mereka akan hanyut bersama taik gue. Gue udah ga tahan!


REST IN PEACE SENIOR-KU TERCINTA!! HASTA LA VISTA!!
HUAHAHAHA >:D

...dan gue pun lansung *sensor* dan celupin pantat gue ke sungai. Adem...
Ga pernah gue boker senikmat itu.

Tiba-tiba gue merasa pantat gue kayak dicubit. Ternyata ada ikan-ikan kecil lagi gigitin pantat gue. *Ikannya itu genit atau maho sih?



Ga cuma itu...
Eek gue yang sedang berlayar ke arah senior yang lagi mandi tadi, satu persatu lenyap. Kemana? Di makan ikan-ikan tadi!
Berada di posisi seperti itu berasa kayak lagi nonton parodinya film piranha... :D

Melihat mereka makan dengan lahap, diam-diam gue tersenyum bangga. Gue mulai merenung, seindah itukah rasa taik gue?
...dan gue pun makin semangat bokernya. Memberi makan makhluk Tuhan adalah hal yang terpuji. *yihaaa! dapat pahala pagi-pagi

Di sela-sela kenikmatan itu, tiba-tiba datang seorang temen (si Upik) merusak ritual sakral gue pagi itu. Entah dia termotivasi melihat gue atau apa, tapi intinya dia juga sakit perut.

Terus dia pun ikutan jongkok di sungai. Saat itulah gue baru percaya bahwa hukum karma berlaku, taiknya dalam jumlah yang banyak MENGALIR KE ARAH GUE. Fuck

Dengan sigap dan heroik gue pun beranjak dari sungai. Anjrit, padahal boker gue belum tuntas. Si Upik malah cengengesan aja -__-" '
*lemparin bata*


***

Sorenya, pas acara penutupan, para mahasiswa baru disuruh duduk bersila di dalam sungai. Setengah badan tenggelam. Terus kitanya disuruh merem.

*Eh, ngomong-ngomong di kaki gue ada lintah. Dengan cepat seorang senior selamatin kaki gue dengan sendal jepitnya. Hampir semuanya histeris di waktu itu. SENDAL JEPIT CAN BE HERO! :D

Ngomong-ngomong lagi, lokasi pentupan itu adalah lokasi yang sama dengan tempat gue boker di pagi tadi. Untung aja airnya mengalir.

Meskipun begitu, ga bisa dipungkiri waktu itu gue agak paranoid kalo liat ada daun warna kuning terapung di atas air.

Ehm. Balik lagi ke topik.
Dengan posisi duduk bersila, setengah badan tenggelam, dan kami disuruh merem...
tiba-tiba kami disiram dengan sesuatu. Rasanya hangat, dan bauk.


Tebak, apakah itu?

Iya, pinter.
*kasih iPad 2*


Itu adalah taik, wahai saudara-saudaraku sekalian.
Lebih spesifiknya lagi, itu adalah taik lembu yang udah dicampur dengan isi perut kambing.

Bayangin gimana raga dan batin kami menderita. Bau banget soalnya!! Mau disemprot pake parfum satu galon juga ga bakal ngefek. Untung gue ga sesial beberapa temen gue yang taiknya itu sempat masuk ke mulut. HUEEEEEEKHH! >.<

Sampe sekarang gue masih ingat banget gimana aromanya. Ga enak. Anjrit.

***


Meskipun rambut gue harus dicepakin sehingga membuat gue jadi mirip Wentworth Miller(pemeran utama Prison Break versi kena-kanker-stadium-4), dari lubuk hati yang terdalam gue katakan, gue sama sekali ga nyesel ikut ospek. SERU!! So unforgettable... :p

Ini rambut gue setelah beberapa bulan ditebas. Gue sampe ga pede kalo kemana-mana.
*demi menghindari kekejaman dunia maya, muka sengaja gue sensor pake topeng*

Jadi, untuk anda-anda para spesies baru yang sedang dalam masa OSPEK, enjoy your moment and...have fun! >:D


*dear pembaca,
1. Penulis tidak bertanggung jawab kalo ada pembaca yang mual, muntah, dan jadi ga selera makan selama 1 minggu.
2. Maaf kalo ada banyak kata-kata yang ga sopan.
3. Cerita ini bener-bener nyata, cuma gue bungkus dengan sensasi humor aja.
4. Bagi yang ga suka...KAMPRET! GUE UDAH INGATIN DARI AWAL!

*dear seniors, I'm so sorry for the 'shit' :p

Read More..

Oh Shit, It's OSPEK!! (Part I)

WARNING : BAGI YANG GA SUKA, JANGAN COBA-COBA BACA POSTINGAN INI. KARENA BAHASAN KALI INI GA JAUH-JAUH DARI TAIK.


Oke, kita kembali ke 1 tahun lalu. Dimana gue waktu itu baru jadi anak Teknik dan terjebak dalam sebuah acara tahunan kampus yang bernama JEMUR (Jelang Minggu Rekreasi). Pesertanya itu MABA (Mahasiswa Baru).

Lokasi acara JEMUR waktu itu diadakan di Jantho, daerah pegunungan yang terdalam, terjauh, tempat jin dan setan beranak pinak.

katanya di acara JEMUR ini ga ada pelonco-peloncoan lagi. Katanya ga dibentak-bentak lagi. Katanya rekreasi! Katanya cuma senang-senang!



"ITU BOHOOONG... ITU PALSU"

***




Awalnya sih suasananya biasa aja, tapi berangsur-angsur berubah jadi ‘angker’ ketika malam tiba. Yang sebelumnya ga ikut ospek di fakultas disuruh baris, terus disuruh buka baju. *pelecehan berencana*



Gue yang ganteng ini juga ikut menghiasi barisan malang itu. Kita diintrogasi satu-satu sambil dibentak. Persis kayak majikan lagi marahin pembantunya yang ga sengaja udah pecahin pot bunga.

“KENAPA LO GA IKUT OSPEK DI KAMPUS KEMAREN?!!”

Nah, di sini yang ga enaknya, itu senior teriak-teriaknya cuma SETENGAH JENGKAL DARI MUKA GUE. Gue jadi geli ngeri. Berasa kayak mau dicipok. Lain cerita kalo seniornya cewek. Lain cerita kalo senior-ceweknya cakep. Lain cerita kalo senior-cewek-yang-cakep itu jomblo. Lain cerita kalo senior-cewek-yang cakep-dan-jomblo itu nafsu suka liat gue. Gue pasti bakal enjoy-enjoy aja :D

Tapi kali ini gue ga bakal ceritain tentang gimana gue disiksa pas ospek berlangsung. *malu-maluin*

Gue cuma bakal lebih fokus ceritain hal yang paling berkesan (buat gue) pas di JEMUR dulu.


WARNING LAGI : BAGI YANG GA SUKA DAN GA KUAT, SILAHKAN TUTUP POSTINGAN INI. KARENA BAHASAN KALI INI GA JAUH-JAUH DARI TAIK.


Ceritanya, kami bermalam di Jantho. Lebih spesifiknya lagi, kami bermalam di sekolah SD yang udah ga dipake lagi. Ini bisa dibilang berkemah tanpa kemah.

Setelah semalaman di‘tindas’ oleh senior (bayangin, rata-rata kami cuma tidur 1 jam!), pas paginya kami para MABA sarapan dibawah tenda dengan bubur kacang ijo buatan panitia. Posisi : duduk lesehan di atas tikar.

Ternyata do’a gue tadi malam ga terkabul, perut gue berulah lagi. Ini do’a gue di malam sebelumnya :


“YA ALLAH, KUATKAN BAIM YA ALLAH...JAMBAN DISINI JOROK DAN GA ADA AIRNYA...”
*kok Baim? Baim itu siapa? Pantesan ga dikabulin -___-“

Gue emang ga biasa sarapan. Kalo di pagi hari ada makanan yang masuk ke perut gue, ga lama kemudian pasti gue sesak boker. Ga masalah kalo lagi dirumah, nah ini? Gue sedang berada di hutan belantara yang mungkin di peta aja ga ada! *lebaaaaaaaaaaaaay

Sesak boker. Yup, hal yang gue takutkan terjadi juga di pagi yang cerah itu.
*bohong, mendung kok.

Gue tatap piring gue, buburnya masih banyak. Gue coba bertahan meskipun udah kentut berkali-kali. Dengan posisi duduk bersila kayak gitu, gue heran kenapa ga ada yang curiga ngeliat gue jadi sering miring-miringin badan. Untung kentutnya ga bau, untung ga bunyi. Gue liat mereka masih lahap-lahap aja makan bubur itu tanpa merasa terancam jiwa dan raganya.

#nowplaying : Vierra – Perih
“...aku kan bertahan meski tak kan mungkin....”


Gue coba bertahan sekuat yang gue bisa, tapi...takdir berkata lain. Gue nyerah. Dengan penuh keberanian gue pun melapor ke senior, sambil bisik-bisik.

"Bang, aku sakit perut nih bang"
"Sakit perut? Mau boker lo??"

Gue ngangguk dengan antusias. Udah ga tahan. Pribahasa “bagai eek diujung pantat” sangat cocok untuk kondisi gue di kala itu.

Dengan segala kebiadapannya, si senior teriak :

“WOY PANITIA! INI URUSIN ADA YANG DIARE!”

#nowplaying : Afgan – Sadis
"Terlalu sadis caramu..."



Shit, para senior dan panitia JEMUR (senior juga sih) pada ketawa liat gue. Bukannya dikasihani.

SADIS.

1. Gue ga diare.
2. Padahal gue sengaja bisik-bisik biar ga ada yang denger
.

Ga tau deh seberapa dahsyat imajinasi temen seangkatan gue, tapi gue yakin mereka mulai ga selera sama bubur yang lagi mereka telan. Ada diantara mereka yang dengan terang-terangan nunjukin ekspresi ga enak.

Yang jelas, gue emang malu banget waktu itu. Rasanya kayak tertangkap basah sama cewek paling-cakep-di-kampus pas lagi ngupil diam-diam. Setiap image cool yang udah capek-capek gue bina jadi punah!

To Be Continued....

Read More..

Lou : "Everyone's Got Their Own Way..." Part II


Postingan ini sambungan dari part I.

Gue : “Lo mengalihkan rasa sakit yang ada di hati lo ke lengan lo sendiri?”

Lou : “Maybe...”

Mengalihkan rasa sakit. Semua orang punya cara sendiri untuk itu, biar rasa sakit di hatinya jadi terlampiaskan. Ada yang nulis puisi, ada yang curhat ke temen, ada juga yang minum-minum sampe mabuk. 


Waktu kecil dulu, kalo ada yang buat gue kesal, biasanya gue lari ke kamar terus nonjok-nonjokin bantal sampe puas. Dan itu buat gue jadi merasa lebih baek. Tapi ada yang lebih parah, temen gue ada yang nonjokin cermin. *korban sinetron*
Ada juga temen yang nonjokin orang laen. *nah, yang ini korban film action*
Ada lagi temen yang nonjokin orang di game, GTA misalnya. *yang ini gamer*

Gue ga tau darimana Lou dapat metode menghilangkan rasa sakit yang aneh ini, apa di Jerman juga ada sinetron?

“Makasih ya udah denger gue curhat” katanya setelah puas gue introgasi. Gue emang tertarik banget sama jalan pikiran manusia yang cukup variatif. Ya, apa yang ada di otak manusia itu memang menarik banget untuk dipelajari. *ngomong gini berasa kayak alien*

“Sama-sama...tapi gue berharap banget lo bisa berhenti ngelakuin itu suatu hari...” sambung gue. Gue sama sekali ga ngedukung dia untuk ngelakuin itu. Pengen banget rasanya gue cegah dia. Tapi bisa apa gue? walaupun keliatannya kami cuma terpisah oleh monitor, tapi sebenarnya kan kami terpisah ribuan kilometer jaraknya.

Gue : “Masih ga percaya...Seseorang yang gue kenal ngelakuin itu, gue kira cuma ada di pelem doang..haha”

Lou : “Sorry..tapi dunia ini ga sempurna :)”

Gue : “Kenapa lo ga potong rambut, cukur kumis, cabut bulu ketek, cabut bulu idung, nangis, atau yang laen-laen aja?”

Lou : “Semua orang punya caranya sendiri...diantara mereka ada yang nemuin cara yang buruk. Bersyukur deh lo punya cara yang lebih baek.”


****

Cuma ada 1 kata untuk lo yang baca ini : “DON’T TRY THIS AT HOME!” *eh, itu udah 5 kata ya? Bodo ah! -__-"
Gue ga mau gara-gara lo baca ini lo malah ikutan-ikutan gilak. Ga ada yang keren dari gores-gores tangan lo sendiri pake silet. Yang udah terlanjur gimana? Ubah pelan-pelan dong. Cari pelampiasan laen yang lebih sehat dan...normal.

Oya, gue udah minta izin sama dia untuk posting ini kok.

Dear Lou, if you read this, please find another way to kill your pain. A ‘safe-but-healing’ way :)


Read More..

Gimanapun, orang gila tetap orang gila


Begini ceritanya. Dulu (pas SMA kalo ga salah) abang sepupu gue berkunjung ke Bireuen (kota asal gue). Malamnya dia ngajak makan di luar.

Selesai makan, seperti biasa gue harus denger ocehan dia yang menyebalkan. Kali ini yang dia ceritain (lagi-lagi) tentang kuliahnya di UGM. Dia bercerita dengan mimik bangga setengah mampus. *gak, gue gak sirik
Rasanya pengen banget gue tampar lidahnya itu dengan sepatu, tapi apalah daya waktu itu gue lagi pake sendal.




Ga lama kemudian, tanpa gue sadari tiba-tiba di depan kami udah berdiri orang gila paling 'ngetop' di Bireuen. Saking ngetopnya hampir di setiap bulan puasa dia jadi sasaran ejekan anak-anak yang bolos taraweh. "Doka-i bauk taik! Doka-i bauk taik!". Seperti hukum aksi reaksi, dia ngebales anak-anak itu dengan lemparan batu. Oh ya, namanya Doka-i. (ga tau apa bener cara nulis namanya kayak gitu, Doka-i kah? Atau Do-ka-i? Pokoknya cari ngucapinnya dipisah-pisah : Do..ka..i)




Suasana pun jadi horror. Gue dan sepupu gue kaget. Bener-bener kaget. Lebih kaget daripada orangtua yang liat IP anaknya dibawah 3. Tapi beruntung, ga lama kemudian dia langsung pergi.

Belom sempat gue sujud syukur, dengan segenap 'kegantengan'nya si Doka-i balik lagi. Tatapannya mengarah ke atas meja. Pandangannya kayak cewek lagi liat tas cantik dari luar jendela Mall.




Tiba-tiba tangannya menjulur. Pola gerakannya mau ngambil sesuatu di meja. Itu momen slowmotion yang paling horror dalam hidup gue. *lebay



And...U know what? Di atas meja, ada beberapa barang berharga. Benda yang menurut gue paling mungkin di comot si Doka-i ini ada 4 kandidat : Hp, kunci mobil, rokok, dan dompet.



Gue jadi parno. Sepupu gue panik. Lebih panik daripada mahasiswa yang dengerin pengawas teriak "5 menit lagi!" pas sedang ujian, sedangkan lembar jawaban masih kosong.

Setelah gue perhatiin baik-baik, 4 barang yang gue sebutin diatas ga ada satupun yang hilang. Karena yang diambil si Doka-i ternyata adalah ayam sisa dari piring sepupu gue.  


AYAM!! BIKIN PANIK AJA LO, GILA!!




...dan si Doka-i pun beranjak pergi dengan paha ayam goreng yang hampir tinggal tulang itu. Tampang ga bersalahnya bener-bener buat kami berdua ga bisa ngomong apa-apa.

Melihat barang berharganya selamat, sepupu gue remas-remas ngurut-ngurut dadanya sendiri. Mukanya lebih lega daripada orang yang baru selesai boker setelah tertunda 3 jam di bus. Gue? Gue shock berat. Sama shocknya dengan nyokap pas liat IP gue cuma 2, 5 (apaan sih  ini daritadi IP mulu?!).
Kenapa shock? Ga nyangka aja ternyata yang diambil itu ayam sisa. Padahal gue ngarepnya si Doka-i ngambil dompet atau kunci mobil, jadi ceritanya bisa lebih keren. *PLAK


Gimanapun, orang gila tetap orang gila. Dari sini gue belajar sesuatu, kalo mau bedain seseorang gila atau ga, cukup suruh dia untuk milih 5 benda : hp, kunci mobil, rokok, dompet, dan ayam sisa. Terus tinggal liat dia ngambil yang mana. Kalo yang diambilnya ayam, berarti bisa ditarik kesimpulan kalo dia udah gila.
*info sesat *ga penting

Read More..

Lou : "Everyone's Got Their Own Way..." Part I

Di postingan kali ini gue agak lebih serius dibandingkan postingan sebelumnya.

Ini tentang temen chatting gue. Seorang cewek labil dari Jerman yang bernama Louise. Tapi gue lebih suka panggil dia Lou. Kami ga sengaja ketemu pas lagi chatting di dunia maya. Sayangnya, cuma bisa di dunia maya.

Jadi? Kenapa dengan dia? Dia cucunya Hitler?
Bukan...!
Ga ada yang menarik tentang dia, dia ga cakep-cakep amat (kecuali pas lagi senyum), bahasa inggrisnya juga pas-pasan kayak gue.

Satu-satunya yang buat gue betah lama-lama skype-an sama dia, adalah ketika gue hitung 1...2...3...” entah apa sebabnya dia pasti bakal senyam-senyum kayak orang gila, mukanya jadi merah dan dia cuma bisa bilang
“Shit, can you just stop it?” sambil tutupin webcam-nya dengan tangan. Dan gue tetap ga berhenti. ‘Menyiksa’ orang dengan membuat mereka tersenyum itu...menyenangkan :D

Ya, selama ini, cuma itu yang paling unik dari dia. Cuma itu...

Sampai beberapa malam yang lalu...kami chatting kayak biasa, dan tiba-tiba...

“Have you ever cut your arm...?” katanya, eh, tulisnya. Kan lagi chatting :p

“What? HELL NO! ...have you?” dan perasaan gue pun mulai ga enak.

Setelah gue desak dan janji gue ga bakal marah, akhirnya dia cerita sesuatu ke gue. Sejak dua bulan terakhir, dia jadi punya kebiasaan yang...GA NORMAL. Katanya, setiap kali dia sedih, dia suka iris atau potong lengannya gitu dengan benda-benda tajam.
*Ga sampe putus lah pastinya, kalo ga mana mungkin dia chatting sama gue.

Mendengar itu, gue ga shock kayak gimana sih, karena gue pernah baca tentang penyakit ini, nama penyakitnya Self-Injury. Gue juga pernah liat yang kayak begituan di film. Judul filmnya “Spongebob Squarepant” "Secretary" kalo ga salah. Yang buat kaget yaaaa karena yang ngelakuin itu adalah orang yang gue kenal. *walaupun kenalnya sebatas dunia maya.

Lou : “Iya iya, gue tau gue gila...” *gue terjemahin aja*
Gue : “Ga, lo ga gila Lou...tapi cuma ada yang ga beres aja...”

Disini gue jadi teringat dialog di film Social Networking, “Kamu ga jahat, Mark...kamu cuma mencoba untuk menjadi jahat”. Gue juga rencananya mau bilang hal yang senada ke dia, “Lo ga gila Lou, lo cuma mencoba untuk menjadi gila”. Ujung-ujungnya ya itu, gue cuma bisa bilang “...cuma ada yang ga beres”.

Jelas lah ada yang ga beres. Biasanya cewek kalo lagi sedih kan mereka nangis, curhat, atau paling tidak kalo di jaman sekarang ‘update status’. Gue udah saranin untuk konsultasi sama dokter hewan psikiater gitu, tapi katanya dia baek-baek aja. Apanya yang baek-baek aja? You just kill a pain with another pain -__-"


To be continued.... JRENG JREEEEENG! belom tidur


Read More..

Enggak, enggak... Gue ga sombong....


Kalo ketemu gue di jalan; di toilet umum; di kuburan; atau dimana aja, terus gue nya ga negur duluan, atau gue nya buang muka (kasian ya muka ganteng-ganteng gini dibuang :p), itu bukan karena gue sombong. Gue sendiri ga pernah bermaksud gitu.

Ini alasan gue :

1. Gue pemalu
Dari SD gue emang udah jadi seorang hikikomori yang suka ngurung diri di kamar dan tenggelam dengan dunianya sendiri. Jangankan jumpa sama orang, liat matahari aja gue jarang. Ga heran tetangga di kampung halaman pada ga kenal sama gue, padahal pas usus buntu dulu keluarga gue udah lebih dari 3 tahun tinggal di lingkungan itu.


Tetangga  : “Anak ibu Si Diva usus buntu ya?
Nyokap     : “Bukan si Divanya, tapi abangnya si Diva
Tetangga : “EH...? EMANG SI DIVA PUNYA ABANG?” *shock*
Nyokap    : “....

Gue jarang berinteraksi dengan dunia lain luar, sehingga kemampuan bersosial gue emang minim banget. Karena Itulah kenapa sekarang gue jadi seorang pemalu, gue ga pinter basa-basi, ga pinter memulai pembicaraan, kagok kalo ketemu orang baru, dan ga pede kalo lagi di keramaian. Itu juga kenapa sumpah mati gue ga mau jadi dokter. Tapi sejak SMA pelan-pelan gue mulai belajar untuk bersosial kok. And, you know what? social networking is really work for someone like me.


2. Mata gue agak rabun
Gara-gara komik dan monitor komputer, mata gue jadi ga berfungsi dengan baik. Itu kenapa kalo gue ketemu sama seorang temen kadang-kadang gue nya maen buang muka aja. Orang guenya ga tau kalo itu adalah dia. Ga keliatan! Sumpah!


3. Ingatan gue parah
Someone  : “Eh ki! Apakabar lo?
Gue            : “Baek..hehe...lo sendiri apa kabar?
*dalam hati  : “Ini siapa ya familiar banget"*

Mungkin karena keseringan begadang, memori gue jadinya jangka pendek. Jadi kalo gue jumpa sama orang yang baru aja gue kenal bulan lalu, atau kalo gue jumpa sama temen yang udah lama ga ketemu, gue jadi bertanya-tanya siapa yang lagi bicara sama gue sekarang.

Biar kesannya gue itu belom lupa sama dia, gue lanjutkan dengan ngomong begini...
Kalo someone itu cewek : “Eh, UDAH kurus ya lo SEKARANG...
Kalo cowok : “lo udah rajin fitness ya? BEDA banget badan lo dengan yang DULU


4. Suka ga ngerasa

Gue traumaan orangnya. Pernah sekali, gue merasa ada yang manggil gue, padahal yang dipanggil itu si kakak penjual pangsit di belakang gue. Sejak itulah, kalo emang orang yang manggilnya ga keliatan, atau gue ga kenal, gue langsung beranggapan 'gue kepedean... bukan gue yang dipanggil'.
dan sejak itu juga, kejadian kayak ilustrasi diatas mulai sering terjadi ._.


5. Ga Fokus
Gue      : “Ayah ayah, pintu pagarnya sejak kapan dicat baru?
Bokap : “Selama ini kamu kalo keluar rumah, keluarnya lewat mana sih? Udah 2 hari yang lalu
Bokap bilang gue apatis, gue ga peka, dan beliau ga sepenuhnya salah. Orang-orang yang dominan otak kanan kayak gue sering sibuk sama imajinasinya sendiri, pikirannya entah melayang ke mana-mana. Itu juga kenapa kalo jumpa sama seseorang gue ga sadar dia ada disana.

***

Sorry banget untuk orang-orang yang pernah sakit hati karena sikap gue.
Tapi sumpah gue ga bermaksud apa-apa, emang udah bawaan gue begitu. Gue tau banget itu ga baek, karena itu gue selalu berusaha untuk berubah....so sorry guys T__T

Read More..

About Me

My Photo
Zazuli
Banda Aceh, NAD, Indonesia
Salah satu spesies dominan otak kanan yang sedang berkuliah di jurusan yang salah, Teknik Sipil. Hobby begadang, punya ingatan yg buruk, melankolis, punya ketertarikan berlebihan terhadap musik akustik, dan benci matematika. Mencintai segala sesuatu yg berbau seni (ingat, 'yang berbau seni'. Bukan 'seni yang berbau'. Kalo itu air seni). dan... itu bener-bener ga ada hubungannya dengan kenapa gue males mandi.
View my complete profile
Powered by Blogger.