1 Bulan yang Paling Menyiksa


"Akhirnya libur juga."
Kalimat itu bakal diucapin oleh para mahasiswa yang -menurut seorang pemalas kayak gue- adalah makhluk paling beruntung di dunia.
Di dunia gue, tentunya.

Tapi, kalimat "Akhirnya libur juga" itu, kalimat yang saat ini lebih berarti buat gue daripada kalimat 'aku juga kangen kamu' itu,
ga bakal terucapkan dari mulut gue. Ga untuk kali ini.
Kenapa? Karena gue harus mengorbankan liburan kali ini buat ngambil semester pendek, demi memperbaiki nilai Kalkulus I dan nilai Kimia gue semester ganjil kemaren yang hancur lebur kayak muka Tukul agak-sedikit-kurang bagus.

Nyesek. Ketika sebagian orang pada sibuk mikirin 'liburan-ini-gue-kemana-ya?', dan sebagian orang yang lain lagi pada pulang ke kampung halamannya, gue justru tetap harus stay di kota terkutuk ini!
Gue tetap harus cuci piring sendiri di kosan, gue tetap harus nganterin baju kotor ke laundry,
gue tetap bisa merokok di kamar tanpa harus takut ada yang ngomel -uhm..well, that's the best part-,
gue ga bakal terkena sindrom lupa hari (sebagai paramater seberapa menyenangkannya sebuah liburan), gue masih harus ngerasain musibah akhir bulan,
dan yang paling gue benci, gue tetap harus bangun pagi. Oke, ga selalu emang... tapi intinya bangun-untuk-kuliah itu ga enak.
Gue jadi teringat masa-masa indah pas terakhir kali liburan panjang kemaren, saking indahnya setiap gue bangun tidur gue selalu bingung bedain ini jam 7 pagi atau jam 7 malam.

Nah, tau apa yang bisa buat lo dongkol pas lo lagi di posisi kayak gini?
yaitu dengerin orang-yang-ga-bersyukur ngeluarin statement "ini liburan paling suram karena gue ga tau mau ngapain"
F*** you guys, gue bahkan ga sempat ngerasain liburan!!
Oke, gue tau ga lama lagi gue juga bakal libur, tapi cuma sebentar. Bukan liburan semester namanya kalo cuma sebentar.

Tapi cuma ada satu hal yang paling buat gue menderita. Lebih menderita daripada dikurung di ruangan tertutup sambil dipaksa nonton video klip Justin Bieber tanpa henti.
Kenapa gue bilang gitu, karena dosen Kalkulus I-nya ternyata adalah dosen yang sama dengan dosen Kalkulus II di semester genap.
Dialah dosen yang berperan penting dalam menjadikan hari senin adalah hari yang gue benci.

...dan penderitaan gue ga berhenti sampe disitu. Masih dengan permasalahan dosen yang ga asik, rupanya dosen kimia-nya jauh lebih killer dari si dosen Kalkulus tadi.
Inilah satu bulan yang paling menyiksa dalam sejarah hidup gue, gue jadi ragu bakalan survive. Damn


0 comments:

Post a Comment

About Me

My Photo
Zazuli
Banda Aceh, NAD, Indonesia
Salah satu spesies dominan otak kanan yang sedang berkuliah di jurusan yang salah, Teknik Sipil. Hobby begadang, punya ingatan yg buruk, melankolis, punya ketertarikan berlebihan terhadap musik akustik, dan benci matematika. Mencintai segala sesuatu yg berbau seni (ingat, 'yang berbau seni'. Bukan 'seni yang berbau'. Kalo itu air seni). dan... itu bener-bener ga ada hubungannya dengan kenapa gue males mandi.
View my complete profile
Powered by Blogger.